Penerbit Indie
By HeNee - Agustus 09, 2018
Entah kenapa, kalimat di atas tiba-tiba muncul aja di kepala. Gegara beberapa hari lalu ditawari seorang teman sekomunitas untuk mengisi materi kepenulisan dengan tema, “Seputar Penerbitan Buku” temanya keren, yak? Saya jadi berasa sudah mastah dalam menerbitkan buku. Eits, tanya dulu, penerbit apa? Indie pastinya, hahahah… .
Entah, kenapa juga teman saya yang keceh itu memberikan amanah ini kepada saya, apakah saya terlihat terlalu “indie” hihihi. Lagian kalau diamanahkan memberi materi “mayor” saya pasti langsung melambaikan tangan ke kamera. Wkwkwk.
Ilmunya terlihat “receh” yah? Apalagi bagi teman-teman dan para mastah yang bukunya sudah sering terbit di penerbit mayor.
Tapi, bagi mereka yang betul-betul baru di dunia literasi dan ingin sekali menerbitkan buku, materi ini “daging” banget.
Ini terbukti dari antusiasme teman-teman di komunitas Problem Solving yang sejak awal sampai akhir materi, tidak berhenti membuat jari jemari saya menari-nari di atas keyboard. Bahkan, hingga materi selesai saya masih menerima japri melalui WA dan juga telepon dari sahabat Problem Solving yang tinggal di Brunei. Wih, sebagai pemateri saya merasa senang sekali, bisa memberikan sedikit informasi yang benar-benar mereka butuhkan.
Trus, apa hubungannya dengan tagline di atas? Jadi gini, dulu waktu awal-awal pembentukan komunitas KWI (Kopi Write Indonesia) saya dan beberapa teman mimin di sana sering curcol ga jelas sampai larut malam di WA, tapi isinya tanpa kami sadari adalah doa-doa yang satu persatu mulai terwujud. Contohnya, “gaes, biasanya dari menulis lanjut jadi pembicara, loh,” dan kita mulai berhalusinasi diundang jadi pembicara dan bla bla bla…
Qadarullah, selang beberapa bulan setelah buku antologi pertama kami yang berjudul #PesanJodoh terbit, kami betul-betul diundang ke Sumedang (Jawa Barat) dalam acara Gerakan Literasi Sekolah (GLS) SMAN 1 Sumedang (sekolahnya Rossa, iya teh Ocha yang katanya deket sama Afgan itu loh, eh kok jadi ngegosip, hadew)
See, setiap tulisan adalah doa. Meskipun awalnya hanya bercanda. Jadi, mulai sekarang biasakanlah bercanda yang bermutu bukan becanda yang asal bikin ketawa #nunjukdirisendiri.
Yah, tentu saja berdoa dan berusaha adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, tentunya.
Setelah itu, satu-persatu sahabat-sahabat saya mulai mendapat undangan menjadi pemateri, baik online maupun offline. Alhamdulillah di awal tahun 2018 kemarin kami diundang lagi dan kali ini saya yang menjadi tuan rumah, Batam. Yah, KWI diundang ke Batam untuk membersamai komunitas Ibu Profesional Batam menuliskan kisah kasihnya menjadi emak. Alhamdulillah, dalam hitungan beberapa hari lagi buku mereka yang berjudul “Jungkir Balik Dunia Emak” sudah bisa kita baca bersama. Ah, senang rasanya bisa membantu orang lain dalam mewujudkan mimpi mereka.
Nah, kesimpulan saya, sekecil apapun ilmu atau informasi yang kita punya bisa jadi informasi besar bagi orang lain. Jadi, jangan takut-takut untuk berbagi ilmu, pasti akan ada balasannya, dari arah manapun.
TIPS MEMILIH PENERBIT INDIE
Oh iya, salah satu materi yang ramai dipertanyakan adalah tentang tips-tips memilih penerbit indie, karena maraknya penipuan dari penerbit-penerbit indie yang tidak bertanggung jawab. Ini membuat para penulis khawatir. Memilih penerbit indie memang gampang-gampang susah (banyakan gampangnya, kan? Contoh kalimat postif, wkwkwk) pada dasarnya kita hanya harus rajin-rajin mencari informasi alias kepo abis sama penerbit indie yang kita incar. Jangan malu bertanya, biar ga sesak nafas, bagaimana tidak sesak nafas kalau naskah kamu dibawa lari penerbit yang tidak bertanggung jawab. Aku kan jadi ikut sediiih.
GOOD NEWS & BAD NEWS PENERBIT INDIE
Banyak juga yang menanyakan,
Q : "Kak, apa sih kelemahan menerbitkan buku secara indie?" (kalimat negative, hihihi)
A : Kenapa sih, harus fokus pada kelemahan? Kenapa tidak fokus pada kelebihan saja dulu? Ketika kita fokus pada kelebihan, segala kelemahan itu ga ada artinya lagi #eaaa
Yah, setiap pilihan itu pasti ada konsekuensinya, atau resikonya. Tapi semua itu pasti bisa kita minimalisir.
Q : "Kak, banyak yang bilang penerbit indie itu sebagai batu loncatan para penulis pemula, yah?"
A : Bisa jadi – bisa jadi! wkwkwk… saya termasuk didalamnya hahaha, tapi doakan yah bisa segera terbit mayor, Aaamiin. Batu loncatan? Why not? Ibarat menaiki anak tangga, satu persatu kita lewati akhirnya pasti kita berada pada anak tangga teratas. Mau selft publishing, mau indie ga ada yang salah, yang salah itu yang di penjara, eh, yang salah itu mereka yang nyinyir tapi ga punya karya sama sekali. Betuul tidaak?
Q : “Kak, banyak yang memandang sebelah mata dengan buku terbitan indie, gimana, kak?”
A : Yah, anggap saja dia sedang sakit mata #weeks hihihi, orang-orang seperti ini akan selalu ada dan sering juga bikin saya baper hu hu hu… meskipun kita sudah terbit mayor juga, pasti akan tetap ada yang memandang sebelah mata. Tapi, kalau setiap pandangan negative mereka kita jadikan pemicu untuk berkarya lebih baik lagi, point plus buat kita! Karena itulah, penting sekali untuk menjaga kualitas tulisan kita. Meskipun terbit indie, isinya harus keren dan berkualitas. Jangan asal terbit.
Q : “Kak, kasih penampakan dong, nama-nama penerbit indie.”
A : Penampakan? Lu kate ini acara Dunia Lain? hehehe.
Nyooohh… kepoin beberapa nama-nama penerbit indie di bawah ini, yah! Mudah-mudahan tulisan kalian menemukan jodohnya di salah-satu daftar yang saya rangkum ini. Sebenernya masih banyak lagi nama-nama penerbit indie, tapi menurut beberapa survey, penerbit di bawah ini cukup recomanded. Semoga berjodoh!
81 komentar
Bermanfaat banget informasi seputar Buku Indie-nya mba.. Iya setuju banget, sebelum memilih penerbit harus kenal dan tahu benar seluk beluknya. Jadi ingat di 2009 untuk pertama sekali saya dan teman-teman menerbitkan ontologi indie pertama: Merebut Kursi Istana.
BalasHapusWah, 2009 sudah bikin antologi. Saya masih ngapain itu yah? hehehe...
HapusSalam kenal mbak Heni, pertama kali main disini,, pemasaran klo buku indie emang mesti kenceng kali ya klo mau laris banyak
BalasHapusHi, Mba Dian. Iyah kalau indie sebaiknya kita punya tim pemasaran, cari reseller atau sewa tim buzzer gitu biar laris. Tapi kalau mau masarin sendiri ga apa2 juga sih, asal sering-sering ngiklan di medsos kita.
HapusBaca ini langsung ngayal bisa punya buku hasil tulisan sendiri. Jujur walau udah nulis sejak lama tapi belum pernah ada kepikiran bikin buku gitu. Masih sebatas suka nulis untuk pekerjaan sama have fun aja. Mudah-mudahan suatu bisa memiliki buku hasil karya sendiri. Aamiin (ucapan adalah doa apalagi hari Jumat habis ashar) Maksa banget ya, Hihihi...
BalasHapusAamiin. Hayuuk mba, semangaatt. Banyak kok orang nerbitin buku berawal dari diary bahkan kumpulan status2 di medsos.
HapusKereen mbak. Gakpapa cetak indie yang penting mah laris 😁😁
BalasHapushihihi, iyes mba yang penting mah laris. Kalau sudah laris siapa tau dilirik penerbit yang lebih besar hehehe, Aamiin.
HapusHai Mbakku, pertama kali komentar di blognya Mbak.
BalasHapusTulisannya bermanfaat, Mbak. Aku ingat selalu kata2 mbak, "kita nulis yang bener2 aja deh, yang baik2 aja..karena yang kita tulis bakal dipertanggungjawabkan. Tulis yang baik2 biar jadi ladang amal." Gitu lah kira2, ya.. hehehe.
Aku pengen bikin buku sendiri, Mbak. Boleh kulamar untuk jadi pembimbing (lagi)? *Nyengir*
Hai, Mba Juli. Senangnya masih ada yg ingat apa yg pernah kita ucapkan, sukses buat kita semua yah.
HapusAseeekk aku dilamar lagiiii, hahaha #lagimikirinmahar wkwkwk
Wah jadi ingin nerbitkan buku ndiri suatu saat... Aku mAh masih apa gitu dalam menulis
BalasHapusSemangat mbaa, from zero to hero ^_^
Hapusjadi dapat informasi bermanfaat dari tulisan kak heni
BalasHapussiapa tahu bisa jadi penerbit juga kak heni
lanjutkan ... semangat
Aamiin, hehehe. Semangatt ^,^
HapusYeay aku punya bukunya mbak yg pesan jodoh... Keren bukunya pas banget buat yg lagi pesan jodoh. Makasih ya mbak infonya keren banget.
BalasHapusWah, makasih mba, semoga bermanfaat.
HapusInfonya bermanfaat banget mba. Jadi tau plus minusnya Indie. Jadi pengen rajin nulis lagi deh biar bs terbitin buku 😍😍
BalasHapushayuuk mba semangattt #nunjukdirisendiri
HapusWah semua pertanyaan dijawab lengkap lagi logis. Segala keputusan pasti ada plus minusnya. Tapi tak apa, fokus pada kekuatan. Sapa tau emang jd batu loncatan :) Selamat ya mba Heni, terus berkarya. Yeyyy
BalasHapusSiaaap, makasih mba ^,^
HapusLengkap penjelasannyaaa
BalasHapusTemen kampusku malah suka nerbitin indie karena bisa lebih dapet banyak penghasilan, ya secara semua diatur sendiri hehe...
Kalau zaman sekarang justru writepreneur digalakkan sih y Mb salah satuny y nerbitin indie ini (nulis sendiri, produksi sendiri, jual sendiri) berasa bangetttt
Iya mba, semua kita atur sendiri, berjuang dar awal biar terasa keringat-keringatnya hehehe, makasih miss Miyo
HapusWah newbi seperti saya jadi bisa melek dengan baca artikel mb. Mana beda indie mana mayor. Tapi intinya benar juga sih, semua kudu berangkat sari pemikiran positif. Dari mikir kemudian terucap sebagai doa. Dan kalau intens menulis secara jadi aksi ya sudah lengkaplah. Ada mikir, aksi dan doa, pasti nge gol aja keinginan menerbitkan buku. Newbi seperti saya baru bisa meraba-raba, bisa gak ya...tp kudu bisa (pede, bismillah). Hehe...thx mb Heni...
BalasHapusPasti bisa mba! Semangatt #nunjukdirisendiri hihihi
HapusAku lagi ngalamin banget mba karena newbie dan pertama kali bikin antologi dan kenapa sih udah disuruh tranfer beberapa bulan lalu belom ada kabar aja progresnya seperti apa? Was was jadi terbit ga yah..malah yg ak denger ada yg ampe nunggu 2 taun.. minor ato mayor aku masih blom ngerti dan baru nherasain ini
BalasHapusmah, mba Mega, coba ditelusuri, sayang kan naskahnya.
HapusMasyaAllah mba.. bener banget generasi anak2 jaman sekarang klo ga kita imbangi takut kebablasab.. malah kitanya yg harus lebih pinter dr mereka.. salah2 bisa kita yg diajarin mereka. Makasi loh mba aku jadi nambah pemahanan ttg cara berteman dengan anak2 generasi kekinian
BalasHapusDulu salah satu mentor menulis bilang kalau menulis tujuannya untuk dapat uang banyak, cari saja penerbit Indie. Terbitkan sendiri, promosikan sendiri, hasilnya lebih banyak masuk kantong sendiri dibandingkan ke penerbit. Tapi ya itu, mesti giat promosikan buku sendiri. Nice info, Mbaaak ...
BalasHapusiya mba, klo indie kita jadi mandiri hehehe
Hapuspertanyaan receh pertama: jadi sebenarnya nama Kakak, Heni Lestai atau Heni Sudarno? kwkwkw
BalasHapusterus yang kedua, komentar, enggak selalu lho penerbit indie editingnya payah..
contoh: teman terbitin buku tunggal via indie Book Corner, dan saya nyaris tak menemukan kesalahan pengetikan dan seputar editing. Lha, saya ikut antologi dan terbit di penerbit mayor, wadoooh, ternyata salah tata letak gambar, typo nya segambreng..halah, sampai saya malu mau jual itu buku
Btw, ulasan yang menyenengkan untuk dibaca Mbak Heni, t o p b g t!
hahaha dua duanya nama saya mba, yang satu nama pena pake nama bapak hihihi.
Hapusiya bener mba, memang ga selalu, yah itulah tergantung amal kita juga kali yah hehehe.
Buku solo perdana saya juga dr penerbit indie, alhamdulillah lancar
BalasHapuswih, semoga selalu lancar yah mbaa ^,^
HapusMakasih informasinya...baru beberapa hari ini ada temen nyaranin buat bukuin apa yg saya tulis di IG pake penerbit indi, eh ini dpt bocoran info dari mbak malahan😊
BalasHapuswah, langsung eksekusi mbak hehe
HapusMasya Allah keren ulasannya mba. Saya juga Alhamdulillah 4 buku antologi terbit semua di penerbit indie. Pengen nyoba bikin buku anak yg nantinya di setor ke penerbit BIP. Masih malu sih karena masih newbie banget. Tapi penjelasan mba heni mencerahkan diriku hehe. Makasih banyak sharingnya. Artikelnya bermanfaat banget.
BalasHapusTerima kasih mba, semoga lanacar dengan cernaknya yah.
HapusPenerbit indie juga keren kok. Yang penting menulis untuk kebaikan kan.
BalasHapusYes, bener banget buun
HapusNha ini, aku nggak ku ku di pemasaran kalau mau nerbitin indie. Berasa lemes duluan. Atau disiasati promo dimulai sejak mulai menulis gitu kali yak
BalasHapusIya mba, atau sewa tim bizzer JA hahaha jadi iklan
HapusAiishh ini materi sharing kemarin ya mam, keceh bett lahh dirimu... Btw, menerbitkan secara indie juga gak salah ya mam, malah kadang klo pinter promosi bisa mendaptkan hasil lbh besar drpd mayor. Yang penting ttp jaga kualitas tulisan.
BalasHapusSetuju mam, yang penting kualitas no. 1
HapusWuaaah ulasan yang manteb bingit mba Heni! Top markotop josh gandosh pokoknya. Penerbit mayor dan minor semua punya plus minus ya.. tinggal kita pilih yang mana. TFS yaa
BalasHapuswih, thanks mboook ^,^
HapusMateri keceh dari pemateri yang keceh juga inii..
BalasHapusPenerbit Indie gak kalah kok dibandingkan mayor, asal bisa memaksimalkan kelebihannya *positif thinking. Tulisan berkualitas, promosi bagus, insya Allah hasilnya akan memuaskan
Eh, ada penulis Takaitu. Sukses mas Daman! Terima kasih.
HapusInformasi ini penting banget..langsung saya bookmark, siapatau saya bisa jadi penulis, mengikuti jejak mbak Henee (kalimat positif)😊 salam kenal mbak Henee..
BalasHapusSalam kenal mba Dewi! Semangat yah.
HapusEnaknya tebit indie tuuuh ... royalti utuh hahaha
BalasHapusbenuuuuullll! hahaha
HapusSetuju, ilmu meskipun sedikit, tetapi kalau dibagi akan bisa bermanfaat untuk orang lain. Apa pun jenis penerbitnya, yang penting kita sudah menyebarkan manfaatnya, ya, kan hehehe
BalasHapusiyes, itu intinya yah mba.
HapusHehehe, jadi inget perjuangan nerbitin antologi via indie. Sekarang makin tahu do and don't-nya. Thanks mba henee....
BalasHapusHai, mba Dian tetangga yang ga pernah ketemu hihihi, thanks yaak
HapusThanks for the handy tips mba. Udah lamaaa pengen nulis buku lagi, mostly bareng2, tapi belum sempeet
BalasHapusSama-sama mba, semangatt
HapusSaya jadi inget, Dewi Lestari dulu pun memulainya dari penerbit Indie ya.... :)
BalasHapusTerimakasih mbak, sudah berkenan sharing bagaimana memilih penerbit Indie yang tepat, biar sebagai penulis pun ga dikhianati #aseek
Iya bener mba Dee juga berawal dari penerbit indie
HapusNggak nyangka pastinya ya Mbk. Apa yg mbk tulis dan bicarakn sm tmn2 kwi adalah serupa doa yg sewaktu2 dpt terwujud. Doain aku bis nerbitin buku juga ya Mbk. Matur nuwun sdh berbagi,
BalasHapusHihihi, iya bener mba. Alhamdulillah
HapusHalo mbaa. Salam kenal ya. Aku belum begitu paham soal penerbit Indie. Tapi berharap suatu saat juga bisa menerbitkan buku. Dan penerbit Indie ini bisa jadi pilihan :)
BalasHapusAamiin, semangat mba.
HapusSaya pernah membaca beberapa buku penerbit indie. Bagus-bagus, kok. Ya memang urusan bagus atau enggak termasuk selera. Buku dari penerbit besar pun gak semuanya sesuai dengan selera saya :)
BalasHapusGak ada ilmu yang receh kok, Insya Allah berguna bagi newbie. Apalagi buat aku yang gak pede buat bikin buku
BalasHapusjadi tahu penerbit Indie dan semua hal hal positif lainnya dalam penerbitan buku. Setuju banget tulisan itu akan menemukan jodohnya, rejekinya dan selalu salut dengan para penulis yang tidak hanya mampu menulis saja, namun ikhlas membagi ilmunya saat menjadi pembicara
BalasHapusManggut-manggut, terima kasih infonya Mba. Punya beberapa teman penulis tapi saya sendiri belum kebayang mau nulis buku sendiri. Maybe krn mereka rata2 penulis fiksi sih sementara nulis fiksi itu saya mpot2an banget, so cm jadi pembaca aja he he. Tapi kenal juga dgn salah 1 penerbit indie di Lampung. Temen sayapun pernah menerbitkan buku via penerbit indie. Kalau someday bisa menulis buku, mungkin temanya seputar resep dan ide kegiatan anak.
BalasHapusWah, moga suatu saat bisa menerbitkan buku deh
BalasHapusLove love dah. Terimakasih kwi sudah mendampingi kami menerbitkan 1buku antalogi. InsyaAllah semoga saya bisa didampingi nerbitin karya sendiri
BalasHapusSenang banget pastinya bisa berbagi tips gini. Entah itu Indie atau aplah itu, yang jelas menurutku teman2 blogger yang udah nelorin buku tuh keren banget. Sukses selalau ya, mbak.
BalasHapusMemang terkadang halu itu dibutuhkan untuk memberi semangat asal jangan kelebihan halu nya hehehe.. Semoga terus berkarya mba ^^
BalasHapusDulu awal nerbitin novel tahun 2003 klo ga salah, di penerbit kecil di Yogya karena memanh tahun-tahun itu menembus mayor gak semudah sekarang. Hub penulis dengan editor ga sehumble dunia digital. Pokoknya jangan menyerah untuk memulai segala sesuatu yang positif...
BalasHapusSalam kenal ya, Mba. Ilmunya bermanfaat banget untuk saya. Moga KWI sukses terus yaa :)
BalasHapusAku sama beberapa temen lagi nyari informasi penerbit indie nih mbak
BalasHapusAahhh, mbak ter-love. Terima kasih sudah mendampingi kami. Aku banyak belajar dr mbak, jadi bercita2 pengen punya buku sendiri. Berawal dari mimpi ya mbak. Siapa tau ntar2 bisa keliling2 jadi pembicara juga. Nah lho.. hehe
BalasHapusMakasih mbak.infonya, berguna banget buat saya. Pengen sekali menerbitkan buku indie tapi yang berkualitas. Ulasanya membantu saya untuk mewujudkan cita cita saya .. doain ya mbak
BalasHapusBermanfaat sekali blog post ini.
BalasHapusBermanfaat bgt buat tmn2 blogger yg banyak pgn nelorin buku :)
Mantap ya Mbk, emang perlu persiapan ya bagaimana menerbitkan ibu, infonya sangat berkualitas Mbk, makasih ya. Aku zaman 2010 sering bikin buku Indie dengan teman-teman. Seruuu pas launching buku bareng
BalasHapusMakasih mba Heni sharing penerbitan indie ini. Dulu aku 2012 sering rrajin ikut antologi dan ada penerbit indie pun mayor yang menerbitkan. Jaman-jaman berkecimpung dengan antologi jadi banyak temaan.
BalasHapusKalau kita fokus pada kelebihan, kelemahan tiada artinya. Oh oke wkwk
BalasHapusBarakallahu fiik..
BalasHapusJadi senang sekali dapat ilmu dan insight baru.